Profil Desa Dawuhan Wetan

Ketahui informasi secara rinci Desa Dawuhan Wetan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Dawuhan Wetan

Tentang Kami

Profil Desa Dawuhan Wetan, Kedungbanteng, Banyumas, sebuah desa agraris di dataran tinggi yang menawarkan pesona alam Bukit Cendana. Temukan potensi sayuran, sejarah pemekaran desa, dan geliat pariwisata yang digerakkan oleh komunitas lokal.

  • Destinasi Wisata Perbukitan

    Desa Dawuhan Wetan merupakan lokasi dari Bukit Cendana, sebuah objek wisata rintisan yang dikelola komunitas dan menawarkan pemandangan panorama Purwokerto, menjadi daya tarik utama bagi pencari keindahan alam.

  • Lumbung Pertanian Dataran Tinggi

    Berkat tanah vulkanik yang subur, desa ini menjadi salah satu sentra penghasil sayur-mayur dan umbi-umbian (singkong) penting di Kecamatan Kedungbanteng.

  • Warisan Sejarah Pemekaran Desa

    Desa ini memiliki sejarah yang unik sebagai bagian dari Desa Dawuhan yang kemudian dimekarkan menjadi dua, "Wetan" (Timur) dan "Kulon" (Barat), demi efektivitas administrasi dan pelayanan.

Pasang Disini

Menjauh dari kepadatan pusat kecamatan, di lereng perbukitan yang sejuk di bagian utara Kecamatan Kedungbanteng, terhampar sebuah desa yang hidup dari kesuburan tanahnya. Desa Dawuhan Wetan, Kabupaten Banyumas, merupakan potret ideal sebuah desa agraris yang kini mulai merintis jalan baru di dunia pariwisata. Dengan Bukit Cendana sebagai mahkotanya dan hasil bumi yang melimpah, desa ini menawarkan perpaduan antara ketenangan alam, kerja keras petani dan semangat komunitas dalam membangun masa depan.

Geografi dan Demografi

Secara geografis, Desa Dawuhan Wetan berada di kawasan dataran tinggi Kecamatan Kedungbanteng, berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Cilongok. Posisi ini memberikannya hawa yang sejuk dan tanah vulkanik yang subur, sangat ideal untuk kegiatan pertanian hortikultura. Kode pos untuk desa ini ialah 53152, dengan Kode Wilayah Administrasi Kemendagri 33.02.23.2008.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018, luas wilayah Desa Dawuhan Wetan tercatat seluas 4,40 km². Pada tahun sebelumnya, populasi desa ini mencapai 5.338 jiwa, sehingga menghasilkan tingkat kepadatan penduduk sekitar 1.213 jiwa/km². Angka ini menunjukkan sebuah komunitas yang relatif padat untuk ukuran desa pegunungan, dengan pemukiman yang terkonsentrasi di area-area yang lebih landai, di antara hamparan kebun dan ladang. Pemandangan desa didominasi oleh lanskap hijau dari aneka tanaman sayuran dan pepohonan yang rimbun.

Sejarah: Kisah Pemekaran Desa Dawuhan

Identitas Desa Dawuhan Wetan tidak dapat dipisahkan dari "saudara kembarnya," Desa Dawuhan Kulon. Sebelum menjadi dua entitas terpisah, keduanya merupakan satu kesatuan wilayah yang dikenal sebagai Desa Dawuhan. Nama "Dawuhan" sendiri diyakini berasal dari kata pedawuhan atau dawuh, yang dalam bahasa Jawa berarti "perintah" atau "titah". Hal ini mengindikasikan bahwa pada masa lampau, wilayah ini kemungkinan merupakan tempat kedudukan seorang tokoh berpengaruh yang perintahnya ditaati masyarakat.

Seiring berjalannya waktu, populasi Desa Dawuhan terus bertambah dan wilayahnya dirasa terlalu luas untuk dikelola secara efektif oleh satu pemerintahan desa. Untuk meningkatkan efektivitas pelayanan publik dan mempercepat pembangunan, maka dilakukanlah pemekaran atau pemisahan wilayah. Desa Dawuhan pun dibagi menjadi dua berdasarkan letak geografisnya: bagian timur menjadi Dawuhan Wetan (Wetan berarti timur) dan bagian barat menjadi Dawuhan Kulon (Kulon berarti barat). Sejak saat itu, kedua desa berjalan sendiri-sendiri namun tetap menjaga hubungan historis dan kekerabatan yang erat.

Potensi Ekonomi Berbasis Agraris

Tulang punggung perekonomian Desa Dawuhan Wetan adalah sektor pertanian. Berkah tanah yang subur dan iklim yang mendukung menjadikan desa ini sebagai salah satu lumbung penghasil komoditas pertanian penting di Kecamatan Kedungbanteng. Para petani di sini fokus pada budidaya sayur-mayur, seperti cabai, tomat, dan aneka sayuran daun lainnya yang dipasok ke pasar-pasar di Purwokerto dan sekitarnya.

Selain sayuran, singkong (ubi kayu) juga menjadi komoditas andalan. Singkong tidak hanya dijual dalam bentuk mentah, tetapi juga diolah oleh industri rumahan menjadi berbagai produk makanan ringan, memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Sebagian besar warga desa adalah petani, baik sebagai pemilik lahan, penggarap, maupun buruh tani. Ritme kehidupan desa sangat ditentukan oleh musim tanam dan panen, sebuah siklus yang telah berjalan harmonis selama puluhan tahun.

Pesona Wisata Rintisan di Puncak Bukit Cendana

Dalam beberapa tahun terakhir, Desa Dawuhan Wetan mulai dikenal karena potensi pariwisatanya. Daya tarik utamanya ialah Bukit Cendana, sebuah objek wisata alam rintisan yang menawarkan pemandangan spektakuler dari ketinggian. Dikelola secara swadaya oleh komunitas lokal, termasuk Karang Taruna (organisasi pemuda), bukit ini dengan cepat menjadi favorit baru bagi para pencari ketenangan dan pemburu foto.

Dari puncak Bukit Cendana, pengunjung dapat menikmati panorama 360 derajat yang menakjubkan. Hamparan kota Purwokerto terlihat jelas di kejauhan, berkelip indah saat malam tiba. Momen matahari terbit (sunrise) dan terbenam (sunset) menjadi waktu emas yang paling dinanti, menyajikan gradasi warna langit yang memukau. Berbagai fasilitas sederhana seperti gardu pandang, area duduk, dan warung-warung kecil telah dibangun oleh pengelola untuk menambah kenyamanan pengunjung.

Meskipun Curug Ceheng, sebuah air terjun populer, secara administratif berada di kecamatan tetangga (Cilongok), lokasinya sangat berdekatan dengan perbatasan Desa Dawuhan Wetan. Kedekatan ini memberikan potensi sinergi, di mana wisatawan dapat mengunjungi kedua objek wisata tersebut dalam satu paket perjalanan, sehingga meningkatkan daya tarik kawasan secara keseluruhan.

Pemerintahan dan Pembangunan Komunitas

Pemerintah Desa Dawuhan Wetan, yang dipimpin oleh Kepala Desa Bapak Sukarso, menunjukkan dukungan penuh terhadap inisiatif warganya, khususnya dalam pengembangan sektor pariwisata. Pemerintah desa melihat pariwisata sebagai salah satu jalan untuk mendiversifikasi sumber pendapatan warga dan mengurangi ketergantungan mutlak pada sektor pertanian yang kadang rentan terhadap fluktuasi harga dan cuaca.

Dukungan tersebut diwujudkan melalui fasilitasi dan koordinasi dengan kelompok pengelola Bukit Cendana. Semangat gotong royong dan partisipasi aktif dari komunitas, terutama para pemuda, menjadi kunci keberhasilan awal pengembangan wisata ini. Ke depan, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan kualitas fasilitas dan promosi secara profesional tanpa merusak keasrian alam yang menjadi modal utamanya. Sinergi antara pemerintah desa, komunitas, dan pihak luar diharapkan dapat membawa pariwisata Dawuhan Wetan ke level selanjutnya, memberikan dampak ekonomi positif yang merata bagi seluruh masyarakat.